Cerita Beternak Kambing


Ini adalah cerita perjalanan beternak kambing saya di desa dengan modal 500 ribu. Saya katakan diawal, ini bukan cerita inspirasi atau motivasi kesuksesan. Benar-benar hanya catatan, jadi tak usah berekspektasi lebih.

Pemahaman paling dasar harus dipegang sebelum beternak kambing ialah jangan berharap langsung untung. Sirkulasi uang dalam usaha ini lambat. Tidak ada patokan khusus harganya, murni mengikuti mekanisme hukum pasar. Maka sudah seharusnya jika menganggap beternak kambing sebagai investasi. 

Awal bulan Juli 2022 lik (sebutan untuk paman) Jumain membawa kabar ada orang yang akan menggaduhkan kambing. Istilah bahasa Indonesianya kira-kira investasi usaha dengan bagi hasil. Saya menganggap biasa saja kabar tersebut. Karena memang tidak ada kandang dan lokasi pakan yang terbatas. Sedangkan kambing di rumah sudah ada 8 ekor.

Kemudian lik Ju menjelaskan, tidak hanya kambingnya. Apabila bersedia akan diberikan kandang dan hak untuk mengambil pakan di tanahnya. 
Dari sinilah saya tiba-tiba tertarik. Malam itu juga (10/07/2022) lik ju saya  ajak menemui Sugandi sebagai investor. Untuk menanyakan secara lebih rinci. Hasilnya pada malam itu juga kami bersepakat. Proyekpun dimulai.

Survei kandang baru saya lakukan sepuluh hari setelahnya  (20/07/2022). Berdasarkan pengamatan kondisinya masih 60 persen. Genteng dan tulangan masih bagus. Siap dibongkar untuk dibawa ke lokasi baru yang lebih dekat dengan rumah.

Penentuan lokasi Kandang harus memperhitungkan banyak hal sebelum akhirnya ditetapkan. Seperti akses ke lokasi, kondisi  tanah, medan tanah, pencahayaan matahari, dan masih banyak lagi. Keputusan saya menempatkan berada   diseberang rumah kakak. 

Setelah mendapat persetujuan dari Sugandi, sorenya langsung dilakukan pembongkaran. Semua proses baru selesai keesokan harinya  (21/07/2022). Ini semua tak lepas dari kontribusi bantuan banyak orang. Ada Bapak, lik Jumain, lik Tukimin, lik Katirun, kang Minto, kang Katni, lik Soimun dan lik Noimin.

Ini penampakan kondisi lokasi kandang setelah selesai dibongkar. Banyak paku-paku bekas yang berkarat berserakan. Makanya semua materialnya dijauhkan dari lokasi untuk menjaga keamanan pekerka. Seban apabila tidak memakai alas kaki dan sampai terinjak berpotensi menimbulkan virus tetanus.

Beberapa material sengaja dibiarkan utuh. Tujuannya efisiensi waktu saat pemasangan kembali. Proses membawanya harus dipikul ramai-ramai oleh 6 sampai 8 orang. Ramai dan menjadi tontonan banyak orang.

Sementara material yang bisa sekiranya diangkut menggunakan sepeda motor, saya bawa sendiri. Selama pengangkutan dikerjakan dengan hati-hati. Selain ada faktor kerusakan material juga potensi kemungkinan bahaya kalatupa (seperti kalajengking tetapi kecil dengan racun sangat kuat) yang siap menyengat.

Perakitan akhirnya bisa dimulai setelah ditentukan perhitungan hari baik oleh bapak. Tepatnya pendirian pertama hari Ahad legi Merakeh (24/07 2022). Di Pedesaan perhitungan seperti itu sangat dilercaya demi kelancaran kegiatan dan kesejahteraan hewan.
Proses pertama kali dilakukan sebelum pendirian adalah mengukur titik-titik tiang. Pada titik-titik itu nantinya akan diletakkan batu besar sebagai pondasi. Ukuran batunya minimal seukuran timba 10 liter.

Baru 2 jam tiang-tiang sudah berhasil didirikan. Kami memandanginya sembari menikmati sarapan jajan pasar. Tidak lupa kopi dan rokok. Jumlah para tetangga yang membantu juga banyak. Mereka tidak di bayar, tetapi apabila suatu saat ada kesibukan yang membutuhkan banyak tenaga bergiliran untuk membantu sukarela.

Menjelang pukul sepuluh pagi pekerjaan dihentikan. Karena kami semua ada undangan  menghadiri syukuran pernikahan Endang anaknya Deri yang rumahnya dekat masjid. Berkat acara ini pulalah mereka tidak makan di sini.

Usai duhur pekerjaan terus dikebut. Sebagian tetangga tidak kembali karena harus ngarit. Kami melanjutkan pemasang genteng. Pekerjaan ini agak lama karena beberapa usuk dan reng harus diganti baru. Butuh waktu dua hari untuk selesai. Sempat ada sedikit masalah yaitu beberapa genteng pecah dan sisa yang ada tidak sesuai dengan lebar reng. Pada akhirnya oleh kang Minto diberi genteng bongkaran bekas toko dulu.

Selanjutnya adalah pekerjaaan memasang gelondongan bambu sebagai alas dan menutup papan untuk sekat luar yang akan ditempati kambing. Tujuannya agar kambing tidak kedinginan serta pelindung dari kemungkinan hewan liar.

Kandang belum selesai penghuninya sudah tiba (26/07/2022). Berhubung tidak ada pemberitahuan sebelumnya dan sudah sore saya kelabakan mencarikan pakan. Padahal harapan kami minimal kambing dihantar saat kondisi kandang siap dan selesai. 
Alhamdulillah, besoknya pekerjaan kandang benar-benar sudah bisa terselesaikan. Aktifitas peternakanpun dimulai dari sini.

Belum genap satu bulan mertua Sugandi atau Yu Sisul (Suliyah: nama sebenarnya) meminta saya untuk mengambil 2 ekor kambing di Sengkan Panas. Katanya kambing itu susah di beli lama akan tetapi Sumardi sebagai orang yang dipercaya untuk mengurus mendadak mengatakan tidak sanggup. Paginya (5/08/2022) saya lihat ke lokasi untuk mempertimbangkan teknis pengankutan. Siangnya langsung saya angkut menggunakan sepeda motor.

Sebelas hari kemudian (16/08/2022) cerita berlanjut kambing pertama minta dikawinkan. Perkawinan dilakukan dengan kambing pejantan milik kang Minto. Berhubung anak-anaknya belum mandiri dan masih nempel terus sama induknya, saat perkawinan juga ikut dibawa.

Kegiatan mengawinkan kambing itu menyenangkan. Akan ada banyak drama. Mulai bagaimana pejantannya galak dan menyeruduk kita, betinanya lari-larian, pejantan yang kesusahan memasukkan alat kelamin, sampai yang terjadi bukan perkawinan tetapi adu kepala. 

Selah waktu cukup lama (24/10/2022) sekitar waktu Duhur menjadi hari kelahiran kambing pertama di kandang ini. Kambing dari Sengkan Panas  melahirkan anak pertama betina. Sayapun menyambut bahagia.

Ada semacam perlakuan khusus kepada kambing yang baru beranak. 
Pertama harus diberi makan daun nangka agar susunya banyak. 
Kedua kita harus memencet-mencet puting induknya sampai keduanya mengeluarkan susu putih encer. 
Ketiga jangan diberi makan daun gajah-gajahan, mahoni, dan belina. Gajah-gajahan mengakibatkan pendarahan, sedangkan mahoni dan belina menyebabkan air susu mampet. 
Keempat kita harus memastikan bahwa cempling (anak kambing baru lahir) sudah bisa minum susu dan mencari puting secara mandiri. 
Terakhir, kita harus mengawasi apabila perlu menunggu sampai plasenta jantuh dan segera kuburkan. Sebab ada beberapa tipe kambing memakan plasentanya sendiri yang bisa mengakibatkan kematian. Baru setelah semua tahapan itu terlalui kita bisa meninggalkannya dengan tenang.

Berselang empat hari kemudian (28/10/2022) induknya kambing yang beranak di atas juga melahirkan. Kali ini Jantan. Berwarna merah dengan telinga lebih panjang. Sekarang ada 4 ekor kambing saya taruh di luar. Sebab jika langsung dimasukkan ke kandang cepling rawan terjepit oleh alas gelondongan bambu yang bolong-bolong. Kambing dinaikkan ke kandang lagi sekiranya cempling sudah lincah dan bisa makan sendiri.

Bulan lalu (10/01/2023) menjadi indukan yang saya kawinkan sendiri gilirannya beranak. Terhitung 4 bulan 25 hari dari hari perkawinan. Alhamdulillah anaknya berkelamin jantan. Secara model dan perawakan ini adalah anakan paling bagus.

Total sampai tulisan ini dibuat populasi kambing dikandang saya ada 8 ekor. Saya berharap bisa membangun bank pakan lebih banyak dan menciptakan sistem yang baik dalam peternakan kambing ini. Sehingga bisa ditinggal tanpa merepotkan orang lain.

Trenggalek, 

16 Februari 2023

Postingan populer dari blog ini

Saya Kembali

Persahabatan yang Getir

Filosofi Teras dan Kesehatan Mental Kita